Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Jumat, 29 Maret 2013


HUBUNGAN MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MUTU KINERJA GURU DAN KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT

H. Sahidin

A.  Latar Belakang Permasalahan
Negara berharap dengan digulirkannya pemberian Dana Sertifikasi bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah bisa meningkatkan mutu kinerjanya dalam upaya mempercepat tencapainya mutu pendidikan sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, standar kompetensi lulusan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian.

Masyarakat dan Bangsa Indonesia amat sangat menunggu keampuhan dunia pendidikan dalam mencetak generasi bangsa Indonesia yang berkualitas tinggi (Bertaqwa kepada Tuhan Y.M.E, taat hukum, cerdas, kompetitif, produktif, terampil, berakhlak mulia).

Berdasarkan laporan isian data Evaluasi Diri Sekolah (EDS) tahun 2012 diketahui bahwa kualitas 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan SD di Kabupaten Garut belum ada yang mencapai SNP. Dengan kata lain bahwa seluruh SD di Kabupaten Garut berada di level Standar Pelayanan Minimal (SPM) ke bawah.

Kesuksesan yang diraih bangsa Indonesia di berbagai sektor, disinyalir kebanyakan bukan hasil kualitas diri secara mandiri dan demokratis, tetapi kebanyakan hasil kolusi, nepotisme bahkan hasil korupsi. Sehingga dari perilaku sebagian bangsa Indonesia yang punya kesempatan berkolusi, bernepotisme, dan berkorupsi-ria menciptakan barisan panjang bangsa Indonesia yang sakit hati karena ketidakmampuan/enggan melakukan  kolusi, nepotisme dan korupsi karena berbagai alasan.

Berdasarkan harapan dan kenyataan tersebut di atas, maka dunia pendidikan di Kabupaten Garut khususnya harus terus dibenahi secara holistik (menyeluruh). Sektor yang sangat perlu dibenahi adalah sektor Man (manusianya), sebab sektor payung hukum (UU, PP, Permen, dsb.), pedoman kerja, kurikulum, bahan ajar, media pembelajaran sudah lengkap dan terang menderang.

B.       Peranan Penting Pengawas Sekolah
Harapan dan kenyataan-kenyataan tersebut di atas dapat diwujudkan dan ditanggulangi oleh Pengawas Sekolah. Di Kabupaten Garut memiliki peluang yang sangat besar dalam melakukan perbaikan-perbaikan cerdas mengubah perilaku kerja kreatif, inovatif, dedikatif, disiplin guru dan kerpala sekolah karena modal dasarnya sudah dimiliki, yaitu jumlah Pengawas Sekolah yang surplus (banyak stoknya). Tinggal upaya lain, di antaranya:

  1.Diklat penguatan kepengawasan, diskusi terfokus (FGD), seminar kepengawasan, bintek kepengawasan, dan lain-lain  secara optimal dan berkesinambungan dan merata.

  2.Punya organisasi kepengawasan yang solid dan berkualitas (memiliki visi, misi, dan tujuan, serta implementasi program yang jelas).

  3.Cerdas dalam menghadapi hambatan, tantangan, dan berkemampuan memecahkan permasalahan-permasalahan guru, kepala sekolah, serta peserta didik secara mikro (sekolah binaannya) maupun secara makro.

  4.Semua Pengawas Sekolah memahami dan mampu melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya secara optimal dan implementatif, sebagaimana tercantum dalam bagan di bawah ini.

                                                             (Jamaludin, 2013)


C. Hambatan-hambatan

Hambatan-hambatan yang dihadapi Pengawas Sekolah di Kabupaten Garut, di antaranya sebagai berikut di bawah ini.
   1.Masih terpasung oleh budaya “amplop” ketika pengawas     datang ke sekolah binaan (Aso Ridwan, 2013).
   2.Guru-guru dan kepala sekolah masih menganggap Pengawas sebagai “tukang menyalahkan” belum menganggap Pengawas Sekolah sebagai supervisor (konsultan pendidikan, mitra, konselor, motivator, dan kolaborator).
  3.Masih kurangnya diklat, bintek, seminar, FGD, tentang kepengawasan.
  4.Masih terdapat kondisi lingkungan yang menghambat kelancaran pelaksanaan program kepengawasan.
  5.Belum memiliki organisasi pemersatu Pengawas Sekolah yang mampu mendorong kinerja Pengawas secara optimal.

Data Penulis
Pengawas Sekolah UPTD Pendidikan Kecamatan Bayongbong Dinas Kabupaten Garut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Biografi

Melaksanakan tugas sesuai aturan yang berlaku di zaman para pemimpin haus kekuasaan (penuh KKN, sistem premanisme)amat sangat sulit...Diriku termasuk korban prilaku "premanisme" Kadisdik, Ka UPTD Pendidikan yang dibantu oleh "herder-herder". "Ya Allah,Engkau-lah Yang Maha Adil dan Maha Mengadili..Sisa Rasa sakitku yang belum terbalas kuserahkan pada-Mu Yang Maha Pemberi Balasan Yang Seadil-adilnya."