Berdasarkan hasil Identifikasi, Kegiatan Monitoring, dan Evaluasi Kepengawasan pada Tiga Wilayah Sekolah Binaan (Wilayah Bina: KKG Paminggir, dan KKG Margawati Garut Kota, KKG Cikedokan Bayongbong Kabupaten Garut), ditemukan sederetan permasalahan yang kami anggap menghambat upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang berakibat rendahnya kualitas hasil belajar siswa. Permasalahan-permasalahan yang perlu mendapat perhatian/pembinaan sedikitnya kami temukan sebagai berikut di bawah ini.
Sabtu, 16 Februari 2013
Kamis, 07 Februari 2013
MENDESAIN TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM RPP
MENILIK KEMAMPUAN GURU DALAM
MEMFORMULASIKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Tiga kemampuan yang mutlak harus dikuasai
guru dalam mengelola pembelajaran yang berimbas terhadap peningkatan mutu hasil
belajar peserta didik. Ketiga kemampuan tersebut, yakni: (1) Kemampuan menyusun
desain/ rencana pembelajaran, (2) Kemampuan melaksanakan proses pembelajaran
yang aktif dan efektif, (3) Kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Salah satu kemampuan guru dalam menyusun desain pembelajaran yang dianggap
sangat penting adalah kemampuan memformulasikan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran yang disusun guru sangat mempengaruhi tingkat kualitas, dan
kuantitas hasil belajar yang dicapai peserta didik. Jika tujuan pembelajaran
disusun guru secara efektif (sesuai dengan ketentuan penyusunan tujuan) maka
hasil belajar peserta didik pun peluang lebih berkualitas semakin terbuka
lebar. Tetapi sebaliknya, jika guru dalam menyusun tujuan pembelajaran tidak
efektif (tidak sesuai ketentuan) maka hasil belajar yang akan dicapai peserta
didikpun tidak akan optimal.
PERANAN PEMIMPIN YANG DIHARAPKAN
Suatu organisasi tentu memiliki seorang
pemimpin. Kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk memepengaruhi orang-orang lain agar
bekerja mencapai tujuan dan sasaran(Handoko). Sedangkan menurut Soewarno
Handoyo Ningrat Kepemimpinan itu
merupakan suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi perintah atau
pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, maka pemimpin organisasi
adalah orang/manusia yang tugas dan fungsinya adalah memberi pengaruh (memberi
perintah, mengarahkan, memberi bimbingan) kepada orang-orang lain agar bekerja
dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, pemimpin
sangat menentukan baik buruknya orang-orang yang dipimpinnya melakukan kerja
yang sangat berpengaruh juga terhadap baik buruknya kualitas pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
Di dalam dunia pendidikan tingkat daerah, terdapat sederet pemimpin yang
mengelola pendidikan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kabid, Kasi,
Kepala UPTD, dan Kepala Sekolah. Mereka inilah penentu utama baik buruknya mutu
pendidikan di tingkat daerah. Dari tangan-tangan merekalah yang sangat kita
harapkan peningkatan kualitas pendidikan ini akan lahir. Para pemimpin
pendidikan yang baik akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik pula.
Sebaliknya lembaga pendidikan yang dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang buruk
mengakibatkan carut marutnya, dan bobroknya hasil pendidikan.
Oleh para pemimpin pendidikan tersebut merupakan penentu utama peningkatan
kualitas pendidikan yang sangat kita harapkan, maka sejatinya para pemimpin
yang diangkat untuk menduduki jabatan tersebut harus pemimpin yang baik.
Sebagai rujukan pemimpin yang bagaimana yang baik itu? Jawabannya tentu harus
mengambil sampel pemimpin yang berhasil sukses dalam melaksanakan
kepemimpinannya. Kita ambil saja kepemimpinan Nabi Muhammad S.A.W.,
Kepemimpinan Khalifaurrosiodin (Abu Bakar Siddiq, Umar Bin Khottob, Ustman Bin
Affan, Ali Bin Abi Thalib), Kepemimpinan Nabi Sulaiman, Kepemimpinan Umar Bin
Abdul Aziz, dan lain sebagainya yang sangat sangat sukses menjalankan
kepemimpinannya.
Para pemimpin pendidikan yang sangat
diharapkan adalah pemimpin memberikan contoh disiplin, bukan yang pandai
menyuruh disiplin, pemimpin yang pinter, bukan pemimpin yang pandai menyuruh
pinter, pemimpin yang jujur, bukan pemimpin yang pandai menyuruh jujur,
pemimpin yang taat hukum dan perundang-undangan, bukan pemimpin yang pandai
menyuruh taat hukum dan perundang-undangan.
Jika Kadisnya buruk, jangan berharap
memiliki Kabid, Kasi, dan Kepala Sekolah yang baik. Jika Kepala Sekolah buruk,
jangan berharap memiliki guru-guru dan hasil belajar yang berkualitas. Tetapi
sebaliknya jika Kadisnya baik, insya Allah kita masih berpeluang besar memiliki
Kabid, Kasi, Kepala Sekolah yang baik. Jika Kepala Sekolahnya baik masih
berpeluang besar memiliki guru-guru dan hasil belajar yang berkualitas pula.
Rabu, 06 Februari 2013
PENDIDIK DENGAN BERKARAKTER "SALEH DAN SALEHA"
Kualitas Pendidik di negara manapun tentu saja tidak merata, setidaknya terdapat empat kelompok. yakni : kelompok yang sangat baik, kelompok baik, kelompok cukup baik, dan kelompok kurang baik. Pendidik kelompok sangat baik merupakan pendidik yang telah memenuhi 4 kompetensi secara optimal, yakni kompetensi Pedagogik, kompretensi Sosial, kompetensi Kepribadian, dan kompetensi Profesional dan telah mampu mengimplementasikan semua unsur kompetensi yang tertera dalam Permendiknas Nomor 16/2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Pendidik kategori Baik yaitu pendidik yang telah mencapai 80-89% telah memenuhi seluruh komponen 4 kompetensi yang harus dimiliki. Pendidik kategori Cukup baik, yaitu pendidik yang telah memenuhi 4 kompetensi dengan capaian 70 - 79%. Sedangkan pendidik kategori Kurang baik, yaitu pendidik yang capaian 4 kompetensinya baru mencapai 60-69%.
Jika merujuk kepada perilaku Rasulullah S.A.W., ada 4 (empat) Karakter Unggulan Pendidik yang dapat diterapkan. Keempat karakter mulia pendidik tersebut adalah sebagai berikut di bawah ini.
1. Memiliki raut muka yang senantiasa berseri-seri, "darehdeh" jika sedang bertatap muka
dengan peserta didik. Artinya pendidik tidak bermuka masam, menyeramkan, kusam ketika
berhadapan dengan peserta didik.
2. Menggunakan kata-kata yang halus, dan santun dalam pembelajaran maupun di luar
pembelajaran.
3. Memiliki hati yang bersih (bebas dari penyakit-penyakit hati). Hati yang bersih akan
menghasilkan tindakan yang baik pula, seperti pikiran, ucapan, dan perilaku.
menghasilkan tindakan yang baik pula, seperti pikiran, ucapan, dan perilaku.
4. Memiliki sifat dermawan dalam harta, ilmu, dan amal.
Para Pendidik yang memiliki keempat karakter tersebut jika diserta dengan kemampuan ilmu mengajar yang matang dan optimal (pedagogik), serta memiliki ilmu, kemampuan, dan keterampilan yang luas (profesional) insya Allah hasil belajar peserta didiknya akan lebih berkualitas.
Langganan:
Postingan (Atom)